MURATARA – Vidio durasi singkat yang dibagikan warga net, terkait pengisian BBM di SPBU Rupit, kabupaten Muratara, menggunakan tangki modif di respon beragam pihak.
Anggota Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) asal Kabupaten Muratara, Asran Akwa, Minggu (3/10) ikut mengomentari masalah pengisian tanki modif di SPBU Rupit, Kabupaten Muratara yang tengah viral di media sosial itu.
Dia menegaskan, jika diperhatikan secara seksama terlihat ada kerjasama tertentu antara pembeli menggunakan tangki modif dengan pihak SPBU Rupit.
“Tidak mungkin kendaraan itu tidak diketahui dari pihak SPBU. Agar hal ini tidak terjadi, Pertamina dan Hiswana Migas harus tegas dalam pengawasan berikan sanksi tegas,” katanya.
Dia mengaku, wajar jika selama ini masyarakat Mura-Lubuklinggau-Muratara (MLM), susah mendapatkan BBM jenis solar. Bahkan sampai menimbulkan antrean panjang di depan SPBU.
“Sebelum waktu antrian, tiba tiba stok solar di SPBU sudah habis. Karena ada indikasi dialihkan ke tempat lain. Aparat penegak hukum harus mengambil tindakan sesuai dengan ketentuan berlaku. Karena ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat,” tegasnya.
Dadang, pengemudi truk muatan asal Kecamatan Rupit, kabupaten Muratara, yang sempat dibincangi mengaku, saat ini susah mendapatkan BBM jenis solar.
Bahkan mereka rela mengantre sejak subuh bahkan ada yang dari malam hari. Padahal mereka hanya ingin mengisi 50-60 liter.
Mereka menuturkan, kondisi solar di wilayah Muratara sangat terbatas dan tidak jarang para pengemudi truk harus berebut isi BBM dengan pengemudi lainnya.
Kondisi itu belum ditambah dengan maraknya pedagang eceran yang berkamuflase (mobil tangki modif, red) ikut dalam antrean.
Kelangkaan solar yang terjadi tidak hanya di wilayah Muratara. Namun juga di sejumlah tempat lainnya, seperti Kabupaten Mura maupun kota Lubuklinggau.
“Harapan kami solar itu lancar, supaya bisnis kami tidak terganggu. Semakin lama menunggu semakin banyak job kami yang terbuang,” timpalnya.
Sementara itu, Kapolres Muratara AKBP Eko Sumaryanto saat dikonfirmasi membenarkan, jika pelaku yang terekam kamera saat melakukan pengisian BBM jenis solar menggunakan tangki modif yang viral di medsos itu, sedang diproses di Polres Muratara.
“Iya itu lagi kita proses, Jumat kemarin ditangkapnya,” tegasnya singkat.
Namun pihak kepolisian belum mengkonfirmasi secara detail, mengenai penetapan status tersngka dan berapa saksi yang diperiksa.
Terpisah, pengelola SPBU Rupit Hamka saat dikonfirmasi menuturkan, dari informasi yang mereka himpun. Kronologis kejadian terjadi Kamis (30/9) sekitar pukul 12.00 WIB, di SPBU Rupit, Muratara.
Saat itu ada 6 atau 7 mobil fuso bermuatan ekpedisi mau isi di SPBu Rupit. Berhubung BBM jenis solar di SPBU mau habis, antrian masih panjang. Jadi per mobil di jatah Rp200 ribu/mobil, agar mobil yang antre dapat semua.
“Lalu datang mobil yang tankinya modifikasi, baru masuk mau isi 70 liter BBM jenis solar. Untuk keperluan pengisian genset, tapi baru terisi Rp270 ribu atau 52 liter, lalu direkam salah satu orang dari mobil ekspedisi yang lagi antrian,” beber Hamka.
Dia mengatakan, sebelum perekaman video terjadi. Supir mobil ekpedisi terakhir, mau memaksa meminta isi Rp400 ribu BBM jenis solar. Dan mengancam karyawan SPBU Rupit.
“Setelah di isi Rp200 ribu, malah supir tidak mau membayar BBM jenis solar yang sudah di isi petugas. Setelah cekcok dengan petugas SPBU, baru akhirnya mau membayar,” jelasnya.
Pihaknya menegaskan, memang stok solar cukup terbatas. Dalam satu hari mereka mendapat stok 8 KL kecuali hari Rabu dan hari Minggu. Karena di dua hari itu mereka libur.
Dilain tempat, humas PT Pertamina Lubuklinggau melalui bagian fungsi Comrell, Ujang , hingga saat ini belum bisa memberikan konfirmasi terkait masalah itu. Ketika dihubungi via telepon belum merespon. (cj13)
Komentar