MURATARA – Transaksi jual beli di pasar tradisional di wilayah Kabupaten Muratara, semakin meningkat sejak mendekati perayaan hari raya idul fitri 1442 Hijriyah. Warga mengaku banyak membeli stok bahan pangan yang akan digunakan sebelum adanya kenaikan harga.
Ade pedagang di pasar kalangan Desa Noman Baru, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara, saat dibincangi Sabtu (1/5) menuturkan. Saat ini warga mulai ramai mendatangi pasar pasar tradiaional.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang memengaruhi peningkatan aktivitas ekonomi itu. Diantaranya, menguatnya harga karet yang saat ini bertahan di posisi Rp12 ribu/Kg, mendekati momen perayaan idul fitri, dan banyak warga menyetok sejumlah bahan pangan sebelum adanya kenaikan harga.
“Hari ini padat yang ke kalangan, warga lagi banyak duit, getah sekarang mahal. Banyak yang beli stok untuk lebaran, gandum, sagu, telok, mentega, minyak, gulo dan lain lain,” katanya. Dia mengaku peningkatan transaksi ekonomi memang baru terjadi dalam satu pekan terakhir. Pedagang mengaku untuk kenaikan harga belum di dapati harga produk yang naik tinggi.
“Kalau hargo saat ini masih stabil galo. Gulo, telok, minyak masih hargo lamo. Tapi kalau daging sapi, kerbau sudah naik tinggi sejak awal awal puaso kemaren,” timpalnya. Untuk harga daging sapi, Ade menginformasikan saat ini dipatok dengan harga Rp130 Ribu/Kg sedangkan untuk daging kerbau Rp150 ribu/Kg.
Ndari warga yang sempat dibincangi mengaku, sengaja memburu stok pangan untuk persediaan perayaan lebaran nanti. Menurutnya kenaikan harga pasti terjadi mendekati perayaan idul fitri mendatang. “Mumpung lagi ado sen (uang, red) belanjo banyak banyak. Hargo pasti naik kalau nak dekat dekat lebaran,” timpalnya.
Dia berkomentar terkait kenaikan harga daging yang cukup fantastis menjelang perayaan idul fitri. Menurutnya, harga yang di patok pedagang terlalu tinggi, sehingga tidak terlalu banyak warga mengkonsumsi daging.
Warga lebih memilih jalur alternatif untuk memenuhi konsumsi daging, seperti menggantinya dengan daging ayam atau lainnya. Sementara itu, kepala Dinas Perindustrian perdagangan Kabupaten Muratara H Syamsu Anwar mengatakan.
Meski pihaknya tahun ini tidak menyiapkan operasi pasar murah, namun tetap melakukan pemantauan kenaikan dan penurunan harga. “Untuk saat ini harga masih stabil belum ada lonjakan drastis,” timpalnya. Disinggung mengenai kenaikan harga daging yang cukup tinggi, pihaknya mengomentari ada beberapa alasan pedagang di Muratara.
Diantaranya konsumsi daging di Muratara masih sedikit, warga lebih banyak membeli daging di luar daerah secara langsung, dan pedagang memiliki resiko besar produk tidak laku.
“Alasannya biaya cos pedagang di Muratara lebih tinggi, jadi ada perbedaan harga dengan kota lainnya. Warga kita bisanya kalau mau konsumsi daging mereka beli ke kota Lubuklinggau atau singkut jambi, karena dianggap lebih murah,”bebernya.(cj13)
Komentar