PALEMBANG – Pedagang Pasar Soak Bato protes karena stok minyak goreng dari pemerintah belum tersalurkan.
Namun, mereka diimbau untuk menerapkan penjualan minyak goreng dengan harga baru.
Sedangkan, stok lama sejak dua bulan terakhir belum ada yang dikembalikan ke distributor.
“Kenyataannya di pasar tidak ada minyak, stok yang dijanjikan hanya omongan belaka,” ujar salah seorang pedagang pada Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel, Ahmad Rizali, Sabtu (12/2).
Dikatakannya, pemerintah telah menerapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14 ribu per liter. Namun, sampai saat ini migor tersebut belum tersalurkan ke pasaran karena didistributor pun minyak gorengnya tidak ada.
“Katanya ada minyak goreng murah, tapi kenyataannya di gudang satu pun tidak ada,” cetusnya.
Lanjutnya, sebagai pedagang dia merasa kecewa karena kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga yang baru.
Hendaknya pemerintah, sambung Tika, jangan hanya mengimbau untuk menjual harga murah. Tapi harus cek langsung ke pasar apakah minyak goreng yang dijanjikan telah tersalurkan semua.
“Pemerintah silahkan turun langsung, lihat apakah ada barang yang kami jual dengan stok yang baru,” ucapnya.
Lanjutnya, dua bulan ini dia tidak mendapatkan stok baru.
Sudah dicek sampai ke gudang distributor namun tidak ada minyak goreng yang masuk.
Lebih lanjut dia mengatakan, percuma ada kebijakan minyak goreng murah tapi stoknya tidak ada.
“Untuk apa harga murah barang tidak ada, mending harga lama tapi stok aman,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Ahmad Rizali mengungkapkan, hendaknya pedagang bisa bersabar.
Karena katanya, kondisi yang dihadapi saat ini bukan hanya di Sumsel, namun di seluruh Indonesia hampir merasakan hal yang sama.
“Kita tunggu mudah-mudahan dalam waktu dekat barang tersebut bisa tersalurkan kembali,” tutupnya. (edy)
Komentar