SIAPA sangka, uang sisa kembalian belanja yang dikumpulkan selama 12 tahun bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Kini, uang yang dikumpulkannya itu berjumlah Rp 167.900.000. Jangan berpikir nominal uangnya besar seperti Rp 50 ribu atau Rp 100 ribu, tapi hanya nominal kecil dimulai dari Rp 1.000 dan paling besar nominal Rp 20 ribu.
Saat Belitong Ekspres (grup OKINEWS.CO) bertandang ke rumahnya, Nirwandi yang akrab disapa Edi Pincang tampak tersipu malu menceritakan kisahnya.
Ia mengaku tidak bermaksud pamer tapi rasa gembira bercampur tak masuk akal saat mengetahui jumlahnya mencapai ratusan juta.
Uang itu baginya bukanlah tabungan tapi sekedar kebiasaan iseng yang menjadi kejutan.
“Awalnya karena ada tetangga yang meninggal kesulitan mobil untuk membawa jenazah. Terpikirlah oleh saya untuk menyediakan mobil dan setelah saya ingat-ingat ada uang sisa kembalian yang dikumpulkan sejak 12 tahun lalu,” ujar Edi mengawali ceritanya.
Diceritakannya, uang tersebut memang diletakkan diatas loteng rumah dalam kardus. Uang-uang itu kemudian diturunkan dan mulai dihitung sambil dipilah-pilah sesuai nominal.
Beberapa orang pekerjanya diminta menghitung, bahkan harus berulang kali sekedar memastikan jumlahnya. Masing-masing sesuai nominal diikat dengan menggunakan karet gelang.
“Butuh berhari-hari untuk merapikan dan menghitungnya. Sebab uang itu, saya gumpal-gumpal dan dilempar ke dalam kardus di atas loteng,” ujarnya sambil terkekeh.
Edi Pincang yang juga seorang penyandang disabilitas sesuai panggilannya, mengaku uang tersebut sisa kembalian dari warung kopi, membeli rokok atau apapun yang tersisa dikantongnya.
“Dulu saat saya belum jadi apa-apa, pernah berniat membeli mobil Pajero (double cabin). Jadi uang itu niatnya beli mobil itu, tapi itu iseng saja,” kata Edi.
Seiring waktu berjalan, dia malah diberi rezeki membeli kendaraan yang lebih dari nilai Pajero. Justru hatinya terketuk saat mengetahui ada keluarga dan tetangga yang kesusahan.
“Saya ini dulunya bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Jadi kalau hari ini ada kelebihan rezeki, ya kita bantu orang lain,” ujarnya.
Kembali ke soal uang yang terkumpul sebanyak Rp 167.900.000, Edi langsung terniat membeli sebuah mobil yang bisa dijadikan kendaraan operasional sosial bagi siapa saja yang membutuhkan. Ia pun memilih membeli mobil minibus yang dimodifikasi menjadi semacam ambulans.
“Uangnya sengaja tidak saya tukarkan menjadi pecahan besar tapi langsung dibawa ke dealer untuk membeli mobil. Mobilnya sudah dipesan dan menunggu datangnya saja,” jelas Edi.
Ia berharap, mobil tersebut nantinya dapat dimanfaatkan oleh siapa saja yang memerlukannya. Entah ke rumah sakit di Manggar, ke Puskesmas, rujukan pasien ke Tanjungpandan hingga mengantar jenazah ke pemakaman.
“Silahkan, siapapun boleh pakai. Tinggal telepon kapan saja, mobil itu siap mengantarkan warga yang memerlukannya,” harapnya.
Ia sempat berbagi tips menyimpan uang yang cukup unik. Cara ini terbukti berhasil dan dijamin aman.
“Ambil kaleng Khong Guan (biskuit) lalu lobangi bagian atasnya. Setelah itu, di bagian tepi tutup kaleng di las agar tidak bisa dibuka. Setiap ada uang sisa, masukkan secara rutin berapapun nominalnya. Jangan diingat-ingat jumlahnya dan lakukan beberapa lama, bisa bertahun-tahun,” pungkasnya. (msi/belitung ekspres/babelpos.co)
Komentar