OGAN ILIR – SUMEKS.CO – Pasca peristiwa karamnya perahu ketek yang menewaskan empat guru honorer di Desa Tanjung Atap Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir, tahun lalu, makam Sayyid Umar Bagindasari tak ada satupun pengunjung yang berkunjung pada lebaran Idul Fitri tahun ini. Padahal, hari ini sudah memasuki lebaran kelima.
Menurut Kepala Desa Tanjung Atap, Firmansyah, biasanya pada hari lebaran kedua warga dari berbagai penjuru sudah mulai berkunjung ke makam keramat tersebut. Namun, berbeda halnya dengan tahun ini, tidak ada satupun warga yang berkunjung ke makam tersebut.
“Rutin biasanya lebaran kedua sudah ramai pengunjung, tapi tahun ini tidak ada kegiatan sama sekali. Apalagi hari ini orang-orang sudah pada sibuk dan bekerja. Sepertinya ada trauma,” ungkap Firman kepada SUMEKS.CO, Senin (17/5).
Akan tetapi, lanjut Firman, pada H-10 Idul Fitri lalu, ada sejumlah warga dari luar daerah yang melakukan kunjungan ke makam ini. Diantaranya, rombongan anggota DPRD Ogan Ilir, jamaah awwabin, serta siswa siswi dari Muara Enim yang melakukan wisata religi.
“Kita sempat terkejut dengan kehadiran mereka ke desa ini. Bahkan ada juga yang pensiunan TNI dari Lahat berkunjung kesini sebelum lebaran kemarin,” katanya lagi.
Disinggung mengenai pengamanan akses menuju makam pasca peristiwa tahun lalu, Firman menambahkan, pihaknya belum bisa menyediakan pelampung untuk warga yang berkunjung ke makam Sayyid Umar Bagindasari. Pasalnya, untuk menuju makam bersejarah itu harus menggunakan perahu dan mengarungi sungai sekitar 2,5 kilometer.
Pasca peristiwa memilukan tersebut, kata Firman, Kapolres Ogan Ilir melalui Polsek Tanjung Batu akan membantu menyediakan perahu karet plus pelampung. Akan tetapi sampai sekarang hal itu belum terealisasi. “Kita tetap menunggu janji itu,” pungkasnya.(ety)
Komentar